World Food Day 2022 (Hari Pangan Sedunia)

Meskipun kita telah membuat kemajuan untuk membangun dunia yang lebih baik, terlalu banyak orang yang tertinggal. Orang-orang yang tidak dapat mengambil manfaat dari pembangunan manusia, inovasi atau pertumbuhan ekonomi. Pada November 1979 ditetapkan Hari Pangan Sedunia oleh negara-negara Anggota FAO yakni jatuh pada 16 Oktober 1981, tanggal tersebut dipilih karena merupakan hari lahirnya organisasi Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nation, yakni 16 Oktober 1945, di Quebec, Kanada. Ide ini berangkat dari mantan Menteri Pertanian dan Pangan Hungaria DR. Pal Romany yang memimpin Delegasi Hungaria pada sesi ke-20 Konferensi FAO.

Faktanya, jutaan orang di seluruh dunia tidak mampu membeli makanan sehat, menempatkan mereka pada risiko tinggi kerawanan pangan dan kekurangan gizi.  Tetapi mengakhiri kelaparan bukan hanya tentang pasokan.  Namun, apakah makanan yang diproduksi hari ini cukup untuk memberi makan semua orang di Dunia?

Persoalannya adalah akses dan ketersediaan pangan bergizi yang semakin terhambat oleh berbagai tantangan antara lain pandemi COVID-19, konflik, perubahan iklim, ketimpangan, kenaikan harga, dan ketegangan internasional.  Orang-orang di seluruh dunia menderita efek domino dari tantangan yang tidak mengenal batas.

Dilansir dari halaman FAO bahwa di seluruh dunia, lebih dari 80 persen orang miskin ekstrim tinggal di daerah pedesaan dan banyak yang bergantung pada pertanian dan sumber daya alam untuk kehidupan mereka.  Mereka biasanya paling terpukul oleh bencana alam dan kesalahan oleh prilaku manusianya sendiri dan sering terpinggirkan karena jenis kelamin, asal etnis, atau status mereka.  Ini adalah perjuangan bagi mereka untuk mendapatkan akses ke pelatihan, keuangan, inovasi dan teknologi.

Dalam rangka memperingati World Food Day 2022 ini saya ke Kabupaten Subang menemui Ketua DRD Bapak Narca Sukanda, S.Ssos dari Fraksi PDI Perjuangan. Luas wilayah Kabupaten Subang yang mencapai 205.176,95 hektar. Kabupaten Subang sebagai lumbung padi nasional yang mampu memproduksi pertanian yang mana yang dikonsumsi oleh masyarakat Kabupaten Subang sebesar 174.652.500 kg sehingga Kabupaten Subang memiliki surplus beras sebesar 868.332 ton per tahun. Maka daripada itu Subang dijadikan salah satu lumbung pangan nasional dan lumbung pangan Jawa Barat.

Tujuan 2 Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk mengakhiri segala jenis kelaparan pada tahun 2030 dan mengupayakan ketahanan Pangan. Bagaimana Pemkab Subang mengupayakan hal tersebut selaku Lumbung Pangan Nasional dan Jawa Barat?

Selalu berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik dengan pemerintah pusat, provinsi, maupun komunitas masyarakat serta pihak swasta, karena seperti yang dikatakan bahwa Kabupaten Subang surplus beras. Tujuan dari lumbung sendiri kan pengembangan penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan Perdagangan bahan pangan yang dikelola secara berkelompok. Namun memang mengenai beberapa hal seperti kepiting petani mengharapkan dapat diizinkan untuk export karena harganya sangat murah sekali jadi gak laku, saking banyaknya dilempari kejalanan dilindesin mobil.

Dalam hal target meningkatkan investasi untuk meningkatkan kapasitas produktif pertanian, Bagaimana action dari Pemerintah Daerah Subang untuk mendukung pertanian?

Pemkab membuat program permodalan Bank yang bekerjasama dengan BJB kepada para kelompok tani atas pengelolaan lahan pertanian berbasis pertanian plasma inti serta penanaman buah dan sayur sesuai kebutuhan oftaker dalam upaya dalam pemanfaatan lahan PTPN dan Perhutani dengan melibatkan partisipasi masyarakat agar selain lahan lebih produktif juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana Indentifikasi permasalahan terkait urusan ketahanan pangan di Kabupaten Subang ?

a. Belum optimalnya Pemberdayaan kelembagaan pangan;

b. Belum optimalnya Pemanfaatan sumber daya pangan lokal;

c. Belum optimalnya ekstensifikasi dan diversifikasi pangan masyarakat;

d. Belum optimalnya Pengembangan sistem ketahanan pangan yang berkelanjutan (yang meliputi aspek input, ketersediaan, distribusi dan konsumsi).

Target SDG 2.2 adalah memberantas segala bentuk kekurangan gizi, dan di tahun 2023 taget Subang sendiri harus zero stunting bagaimana mencapai hal tersebut dengan data masih ada penderita stunting sebanyak 2.018 balita dan dari 600 anak masih tergolong bayi berusia dibawah 2 tahun?

Terkait hal tersebut, kami di Pemkab Subang wajib para pejabat daerah mengangkat anak stunting untuk dibiayai setiap bulannya, saya sendiri mengangkat 4 anak stunting, diharapkan jika setiap pejabat daerah termasuk TNI Polri memberikan asupan gizi yang baik maka kesehatan anakpun lebih membaik dan tercapai zero stunting ditahun 2023.

 

Demikianlah sedikit cuplikan obrolan mengenai ketahanan Pangan di Kabupaten Subang sebagai Lumbung Padi Nasional untuk lebih lengkapnya tunggu videonya di instagram dan youtube ya.

Pencapaian tujuan mengakhiri kelaparan ini membutuhkan akses yang lebih baik terhadap pangan dan ajakan budidaya pertanian secara luas berkelanjutan. Hal tersebut mencakup pengembangan produktifitas dan pemasukan petani kecil dengan mendorong kesamaan luas lahan, teknologi dan penjualan, sistem produksi pangan yang berkelanjutan, dan budi daya yang terus menerus.

Empat edisi terakhir The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) mengungkapkan kenyataan yang merendahkan, yaitu Dunia secara umum belum mengalami kemajuan baik dalam memastikan akses ke pangan yang aman, bergizi dan cukup bagi semua orang sepanjang tahun (Target SDG 2.1), atau untuk memberantas segala bentuk kekurangan gizi (Target SDG 2.2). Konflik, variabilitas dan ekstrem iklim, serta perlambatan dan kemerosotan ekonomi adalah pendorong utama memperlambat kemajuan, terutama di tempat yang ketimpangannya tinggi.  Pandemi COVID-19 membuat jalur menuju SDG2 semakin terjal.

Jadi, jika dunia berada pada titik kritis, di mana posisi kita sekarang? Dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu kita membangun ke depan dengan lebih baik dan menempatkan kita di jalur yang tepat untuk mencapai Zero Hunger?

Produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik.

Dunia globalisasi kita adalah dunia di mana ekonomi, budaya, dan populasi kita menjadi semakin saling berhubungan. Beberapa dari kita mungkin memiliki kehidupan yang rentan, karena siapa kita atau di mana kita tinggal, tetapi kenyataannya adalah kita semua rapuh. Karena ketika seseorang tertinggal, sebuah rantai pun telah putus. Ini tidak hanya berdampak pada kehidupan orang itu, tetapi juga kehidupan kita.

Dalam menghadapi krisis global, solusi global dibutuhkan lebih dari sebelumnya.  Dengan menargetkan produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik, kita dapat mengubah sistem pangan pertanian dan membangun ke depan dengan lebih baik dengan menerapkan solusi berkelanjutan dan holistik yang mempertimbangkan pembangunan dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan ketahanan yang lebih besar.

Tindakan kita adalah masa depan kita

Dunia yang berkelanjutan adalah dunia di mana semua orang diperhitungkan. Pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil serta individu perlu bekerja sama dalam solidaritas untuk memprioritaskan hak semua orang atas pangan, gizi, perdamaian, dan kesetaraan.  Memang, setiap dari kita, termasuk kaum muda, dapat bekerja menuju masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, menunjukkan empati dan kebaikan yang lebih besar dalam tindakan kita.

Kita SEMUA harus menjadi perubahan.

Kenapa Penting Memperingati Hari Pangan Dunia?

https://vt.tiktok.com/ZSRgmeqTj/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: