ADVERSITY QUOTIENT (Kecerdasan Adversitas)
Adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan hidup yang dialami.
Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat. Ia memberikan inspirasi tentang apa artinya “membayar harga”.
Abraham Lincoln sendiri adalah orang yang sering gagal.
~ Usia 22 tahun, ia gagal dalam bisnis
~ Usia 23 tahun, ia gagal di legislatif
~ Usia 24 tahun, ia kalah dalam pemilihan Buenos
~ Usia 26 tahun, kekasihnya meninggal
~ Usia 27 tahun, ia terkena goncangan mental
~ Usia 29 tahun, ia kalah sebagai pembicara
~ Usia 31 tahun, ia kalah dalam pemilihan
~ Usia 34 tahun, ia kalah di senat
~ Usia 37 tahun, ia kalah di kongres
~ Usia 46 tahun, ia kalah di senat
~ Usia 47 tahun, ia kalah sebagai wakil presiden
~ Usia 49 tahun, ia kalah di senat
Akhirnya, pada usia 51 tahun, ia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Inilah yang dinamakan dengan kecerdasan adversitas yaitu kemampuan dalam menghadapi berbagai kesulitan di berbagai aspek kehidupan. Kemampuan untuk terus maju dan bergerak


Ketika saya membaca tulisan diatas, saya langsung berkaca pada diri sendiri dan saya hanya berkata “ya benar” karena itulah yang saya alami dan sy melihat disekitar saya mereka yang tak pernah merasakan kegagalan apalg terjatuh dalam hidup mereka, hidup mereka seperti tidak memiliki visi, lebih sering berkata let the water flow, padahal untuk mencapai puncak kita bahkan harus melawan arus air. Karena mereka tak pernah merasakan dalam posisi terhimpit harus segera mengakbil keputusan yang terbaik. Bagi saya, Kemampuan mengatasi masalah bukan hanya baik bagi daya tahan tubuh kita, tapi mengasah insting kita lebih peka terhadap perubahan baik itu yang bersifat masalah ataupun peluang. Membantu kita lebih sehat, semangat, dan memiliki energi yang jauh lebih dahsyat dibanding orang yang hidupnya flat.
Hal itu tentu sangat tidak mudah dilakukan mengingat hal terbesar dalam hidup yaitu mental seperti digoncang naik turun kanan kiri hingga berantakan. Maka saya yakin, saya mampu melewati bagian episode ujian ini karena Allah melihat saya sanggup dan kuat dan dilain hal ini pun menjadi pelajaran berharga bagi saya bahwa bersikap terlalu lembek kepada orang lain membuat kita tidak dihargai. Berniat baik namun diabaikan, tak pernah merepotkan organisasi bahkan mampu memanfaatkan organisasi lain malah dijauhi, saya hanya memiliki 1 kalimat. Siapapun yang pernah memandang saya rendah bahkan sebelah mata suatu hari mereka akan bertepuk tangan atas pencapaian keberhasilan saya. Minimal hati kecil mereka mengakui.
Dan saya tidak khawatir ataa rezeki anak2 saya karena saya memiliki Allah dalam hidup yang selalu bersama kami dan Allah tau apapun yang saya lakukan bukan hanya untuk diri saya sendiri tapi untuk anak2 saya sendiri, keluarga, orang-orang terbaik disekitar saya yang selalu ada selama ini melewati masa ujian dalam hidup serta bagi Bangsa dan Negara karena saya ingin menginspirasi jutaan wanita lain di Negeri ini khususnya juga Bangsa Indonesia dan Dunia.
Saya tidak memiliki alasan untuk berhenti karena didepan mata saya ada 2 malaikat kecil yang Allah titipkan untuk saya jaga dan besarkan dan menjadikan mereka seseorang yang disegani oleh Dunia.
Jika memang semua ujian ini adalah “harga” yang harus aku bayar untuk memdapatkan sesuatu yang lebih besar, saya ikhlas… Bismillah…
Jauhi hal-hal negative baik untuk didengar, apalagi untuk dibicarakan. Diam adalah lebih baik daripada membahas keburukan orang lain. Dengan begitu Anda pasti lebih tenang dan satu demi satu mental yang terbangun akan lebih kokoh dan bernilai.
Have a great weekend
Leave a Reply