Zero Discrimination Day & International Women’s Day Evaluation Event

Akhirnya waktu yang terus bergerak detik demi detiknya mencapai waktu dimana harus dimulainya sebuah acara yang kami persiapkan selama beberapa bulan ini. 15 Maret 2023, event peringatan Zero Discrimination Day yang digabung dengan International Women’s Day. Pagi itu saya harus bangun pada pukul 02.00 wib meskipun baru tidur pukul 23.30 wib. Disaat waktu subuh tiba, air hujan menyapa Jakarta dengan mesranya, mungkin karena hari Senin kebelakang terlalu panas dan keringnya Jakarta tanpa sentuhan hujan. Hujan itu berkah, aku meyakini hal tersebut, namun dihari itu ada rasa menggelitik bagaimana dengan orang-orang yang sudah konfirmasi hadir dan menggunakan transportasi umum untuk hadir diacara kami? “Ya Allah please berhenti dahulu, sebentar yaa” terus menerus aku panjatkan doa bagi keselamatan semua orang yang terlibat dalam acara ZDD & IWD tersebut.

Bermula dari World Aids Day, 1 December 2022

Mari kita mundur kebelakang. Tepatnya 1 Desember 2022, WORLD AIDS DAY, itu adalah event penentu saya secara pribadi mau fokus keisu apa saya dan lembaga yang melekat dalam diri saya, khusunya ReThinkbyAWR & Diesel One Solidarity Community. Alhamdulillah Pak Menteri Kesehatan hadir diacara tersebut dan luar biasa dari keynote speaker beliau bahwa TB adalah penyebab pertama penyakit menular dan nomor 2 adalah HIV/AIDS. Tentu kita tidak bisa tinggal diam, “tidak mungkin saya meninggalkan dunia ini dalam keadaan tidak baik-baik saja, khususnya soal isu kesehatan penyakit menular, ini tentu harus dieliminasi, saya harus berbuat sesuatu untuk Bangsa ini meski sekecil apapun, so what’s next?!”, pikir saya terus menerus selama berhari-hari dan sampai akhirnya Tuhan mempertemukan saya dengan Kak Yasmin kembali di tanggal 9 December 2022 di kawasan Gajah Mada karena beliau sedang ada workshop disana.

Sejarah ZDD antara ReThinkbyAWR dengan UNAIDS Indonesia, adalah tanggal 9 Desember 2022, pertemuan dengan Kak Yasmin Purba, Gender & Human Right Specialist UNAIDS Indonesia. Hasil diskusi singkat yang tidak lebih dari 1 jam tersebut langsung membawa kesimpulan, pada perayaan ZDD 1 Maret 2023 nanti kami (ReThinkbyAWR – UNAIDS Indonesia – Diesel One Solidarity) harus membuat sesuatu yang membawa dampak bagi cara berpikir orang diluar sana tentang Diskriminasi.

Dimulainya Audiensi dan Maping yang membuat mental tumbuh lebih kuat

Start Desember 2022 sampai Januari 2023 saya mulai menemui berbagai pihak yang perlu saya ajak diskusi mengenai hal ini, saya perlu melakukan mapping bagaimana nantinya kegiatan ini akan berjalan, pikir saya. Tidak ada yang bisa melakukan hal ini kecuali saya sendiri, karena saya yang tau isi kepala saya yang tidak bisa dilihat orang lain, saya memiliki intuisi dari kegiatan ini harus seperti apa dan pasti sukses, oleh karenanya hal tersebut cukup membuat saya sibuk sejak dimulainya audiensi – audiensi yang saya lakukan hingga akhir Februari 2023. Bahkan membawa efek hormonal yang cukup besar pada saya secara pribadi, tidur tidak nyenyak, rasanya ingin segera “melakukan sesuatu” entah depan ipad saya mengetik konsep, entah bertemu si A, si B, si C, pokonya sebanyak mungkin saya perlu bertemu dan melakukan A-Z agar demi lancarnya kegiatan hal tersebut. Hingga, haid pun menjadi tidak lancar dibulan Februari, pingsan karena lupa makan 3 hari dan masuk IGD juga sudah, hehehe, saking terlalu asyik beraudiensi ke parpol-parpol tidur kurang makan kurang, maunya kerja. Kerja itu hobby saya.

Bahkan disaat H-2 saya mendapatkan tekanan cukup besar karena dicaci maki oleh orang yang sudah 2 tahun gak ada urusan komunikasi dengan bahasa yang cukup kasar, sebenarnya dipolisiin bisa sih tuh, tapi saya sudah berdamai dengan diri saya dan terapi yang saya lakukan sejak fokus 2020 lalu membawa saya menjadi saya yang sekarang. Lebih tenang, lebih positif, lebih bisa memilih menjawab apa kepada siapa. Karena hal tersebut tidak mungkin saya samakan. Ingat, cheetah tidak perlu menunjukan kekuatannya dalam berlari kepada Anjing kan? Cheetah lebih memilih duduk diam melihat Anjing berlomba lari, cheetah akan ikut berlari saat lawannya juga Cheetah atau Singa. Allah selalu memiliki cara tersendiri untuk menaikan derajad kita manusia. Saya selalu yakin jika kita bisa melalui hal-hal kecil dengan bijaksana, maka hal besar akan Allah kasih percaya untuk kita tangani. What an amazing day buat saya pada H-2 karena meski orang lain mengeluarkan segala sumpah serapah dengan luar biasa kasarnya, mental dan emosi saya tidak terpengaruh apapun. Bayangkan saat itu sedang di ruang Nusantara V DPR/MPR RI dengan fokus dan serius Technical Meeting. Untuk pembahasan self development lanjut nanti ya. Kita kembali ke topik ZDD.

This is it! 15 MARET 2023

Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HIV dan AIDS (UNAIDS), berkolaborasi dengan Yayasan Akselerasi Warta Resolusi (ReThinkbyAWR) menggandeng MPR/DPR RI, Kementerian Kesehatan dan Kementerian PPN/BAPPENAS, Komunitas Diesel One Solidarity, serta akademisi dari ILUNI UI, menyelengggarakan Diskusi Publik Nasional mengenai Penguatan Kerangka Hukum Nasional dalam Perlindungan Kelompok Rentan dari Diskriminasi di Gedung MPR/DPR RI, Senayan. Acara ini mempertemukan sejumlah pemangku kebijakan pemerintahan nasional beserta perwakilan kelompok masyarakat sipil, akademisi dan praktisi, untuk berdialog tentang urgensi pembentukan RUU Anti Diskriminasi yang komprehensif, yang dapat melindungi setiap warga negara dari segala bentuk stigma dan diskriminasi atas dasar apapun.

Penyelenggaraan Diskusi Publik Nasional ini bertepatan dengan peringatan Zero Discrimination Day, yang setiap tahunnya jatuh di tanggal 1 Maret dan dicetuskan oleh UNAIDS. Dalam semangat penghapusan diskriminasi, perwakilan dari 18 partai politik peserta Pemilihan Umum 2024 serta para hadirin lainnya di Diskusi Publik Nasional, turut menandatangani Ikrar Kebangsaan sebagai langkah awal komitmen bersama dalam perlindungan kelompok rentan – melawan prasangka, stereotipe, dan stigma, dan mencapai kesetaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Komitmen bersama ini merupakan langkah signifikan untuk mempromosikan inklusi dan kesetaraan bagi semua individu dan kelompok, terutama mereka yang paling rentan terhadap diskriminasi. Kami percaya bahwa memperkuat kerangka hukum nasional dapat membantu menciptakan masyarakat di mana setiap orang dihargai, dihormati, dan dilindungi, terlepas dari latar belakang, identitas, atau status mereka.

Inisiator Acara : ReThinkbyAWR Strategic Partnership (Akselerasi Warta Resolusi) & UNAIDS Indonesia

Project Manager           : Ayuningtyas Widari Ramdhaniar

Kolabolator                  :

  1. Diesel One Solidarity (sebagai komunitas anak muda yang peduli pada perbaikan generasi pemimpin bangsa
  2. ILUNI UI (sebagai akademisi)

Narasumber dan Penanggap      :

  1. Ketua MPR RI, Dr. Bambang Soesatyo (Keynote Speaker)
  2. Wakil Ketua MPR RI, H. Arsul Sani
  3. Wakil Ketua MPR RI, Dr. Lestari Moerdijat
  4. Anggota Komisi IV DPR RI, Ema Umiyattul Chusnah
  5. Anggota Komisi III DPR RI, H.M. Nasir Djamil, M.Si 
  6. Menteri Kesehatan RI, yang diwakili oleh Dirjen P2P, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
  7. Menteri PPN/BAPPENAS RI, yang diwakili oleh Direktur Hukum & Regulasi, R.M. Dewo  Broto Joko P.
  8. KADIN Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi
  9. Wahid Foundation, Direktur Executive, Mujtaba Hamdi & Visna Vulovik
  10. Putri Indonesia, Adinda Cresheilla
  11. Sanggar Swara, Khanza Vinaa
  12. LBH Masyarakat, Albert Wirya
  13. Dosen, Ahli Forensik, Reza Indragiri Amriel
  14. BNPT, Kasubdit penanggulangan korban terorisme, Rahel
  15. Delapan belas partai politik yang lolos verifikasi pemilu

Sebagai inisiator dari kegiatan ZDD kemarin (15/03/2023) saya sebagai founder & Executive Director ReThinkbyAWR bersama UNAIDS Indonesia yang melibatkan banyak pihak dari Pemerintah (DPR/MPR RI & Kementerian Kesehatan, Kementerian PPN/Bappenas), Private Sector (Kadin Indonesia), Komunitas (Diesel One Solidarity), Akademisi (ILUNI UI), dan media massa tentunya, yang biasa dikenal dengan istilah penta-helix. Hal tersebut dinilai cukup berjalan lancar, meski diawali dengan pagi hari hujan yang hampir merata di Jabodetabek, sehingga hampir membuat saya secara pribadi merasa khawatir akan mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan, mengingat Keynote Speaker, Ketua MPR RI, Dr. Bambang Soesatyo harus mengisi kegiatan lagi pada pukul 10.30 dan Wakil Ketua MPR RI harus bergerak pukul 11.30 untuk kegiatan lainnya.

Dimulai dari menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya & Opening Speech dari UNAIDS Indonesia, setelah itu Keynote Speaker menyampaikan materi Sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Beliau membuka dengan salam dan salam, namun yang paling menggelitik dan membuat saya merasa malu namun sekaligus terhormat saat beliau meminta saya untuk berdiri. Jujur, sebenarnya saya orang yang introvert, sehingga saat dikeramaian masih ada rasa canggung untuk menunjukan diri, kecuali untuk menjalankan tugas. Pada moment tersebut saya rasa bukan sedang menjalankan tugas tentunya, karena itu respon refleks dari Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyuruh saya berdiri. Namun hal yang saya akhirnya sadari bahwa, disaat kita mengharapkan orang terdekat lingkungan kita untuk mengapresiasi kerja dan usaha kita, namun ternyata tidak dilakukan, dan seperti yang saya yakini bahwa Tuhan tidak tidur, dan memang ternyata ada orang – orang diluar sana yang tahu betul bagaimana saya bekerja untuk moment ini dan atas izin Allah sosok RI 5 memberikan saya apresiasi tinggi pada pelaksanaan ZDD & IWD tersebut. MasyaAllah, tanpa Allah apalah saya ini. Keadilan seadil-adilnya Allah tampakan dihari itu banyaaaak sekali.

Memandu Acara

Kalau dipikir-pikir event besar kedua yang kami lakukan ini seperti memiliki program TV sendiri, dimana saya yang mengatur skenarionya, saya yang cari narasumbernya, saya yang mengatur konsepnya, saya yang mencari sumber dananya, dan saya yang memandu acaranya. Bener gak sih kayak Mata Nazwa, kayak Merry Riana Show, kayak Hotman Paris, kayak Karni Ilyas di ILC hehehe,,, aamiin ya bicara yang baik-baik.

Beberapa hal yang saya tanyakan seputar masih maraknya diskriminasi disegala aspek kehidupan kita, bahkan tumbuh 70% dari populasi global dan ditanggapi oleh Wakil Ketua MPR RI, Bapak KH, Arsul Sani dari Partai Persatuan Pembangunan yang bagi saya beliau cukup memiliki pemikiran yang progresif dalam hal hukum di Indonesia. Beliau berkata bahwa kita tidak bisa menghukum seseorang hanya karena pemilihan gendernya sebagai apa saat yang bersangkutan misalnya membuka salon dan bekerja dengan cara yang baik dan benar. Tapi well, diskriminasi dan stigma itu tetap tumbuh subur berkedok agama, padahal di agamapun kita cukup diminta untuk mengingatkan bukan menghakimi atau berbuat jahat pada yang salah. Karena itu sama artinya kita juga sama gak baiknya donk dengan orang tersebut? Bener gak sih…

Lalu ditanggapi oleh Mujtaba Hamdi, Executive Director Wahid Foundation yang membahas pada ada ratusan agama kepercayaan di Indonesia terlepas hanya ada 6 agama yang diakui oleh Negara, dan kembali kepada filosifi dasar kita agar tidak mendiskriminasi padahal sebenarnya akar dari diskriminasi adalah saling membenci. Hal tersebut tentunya dari ketidak tahuan informasi. Dilanjut oleh penanggap lainnya, Ibu Rahel dari Kejaksaan yang kini bertugas di BNPT sebagai Kasubdit bidang pencegahan radikalisme, bahwa Potensi radikalisme salah satunya dikalangan perempuan, gen-Z, dan yang aktif di medsos. Wah gak aneh sih, orang yang aktif dimedsos bagi yang kurangnya pengetahuan yang utuh dan kemalasan belajar atau mencari tahu lebih dalam pasti menelan bulat-bulat informasi yang mereka lihat tanpa disaring terlebih dahulu.

Saya beralih kepada Bu Reri, sebagai Anggota DPR RI komisi X dimana salah satunya membidangi pendidikan, saya bertanya seputar child marriage yang pastinya terhadap anak perempuan sehingga menimbulkan putus sekolah jika mereka harus menikah, khususnya banyak terjadi di daerah-daerah yang bahkan menganggap hal tersebut adalah budaya, sementara secara mental mereka belum siap khususnya pengetahuan berumah tangga, apalagi saat ini ibu juga merupakan Wakil Ketua MPR RI Perempuan satu-satunya yang pasti menjadi inspirasi bagi adik-adik kita didapil. Dan ternyata, child marriage tidak hanya seputar budaya, namun faktor ekonomi, dan yang menyedihkan justru banyak yang deket wilayah ibukota.

Saya menuju ke KADIN INDONESIA yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Yukki Nugrahawan Hanafi dengan pertanyaan bahwa Bapak Arsjad Rasjid selaku Ketua KADIN Indonesia terpilih sebagai Ketua ASEAN BAC (business advisory council) 2023, dan beliau menyuarakan Inklusivitas pada tema BAC 2023 ini, menurut beliau (Pak Yukki) sejauh mana kesiapan para pengusaha Indonesia khususnya yang masih menengah menuju keatas dengan kesadaran sustainability yang rendah dimana hanya memikirkan profit tanpa sadar bahwa ada isu YANG MELEKAT BERSAMANYA yaitu isu KESEHATAN, SOSIAL DAN LINGKUNGAN, Apa saja yang dilakukan oleh KADIN Indonesia untuk MENCAPAI tema besar BAC 2023 “Innovating towards greater inclusivity“? Dan apakah hal tersebut dapat mengakhiri diskriminasi di Indonesia? Yang pasti Kadin berkomitmen untuk bersama pemerintah Indonesia menghapuskan diskriminasi melalui sektor usaha, dan memberikan akses yang luas pada masyarakat untuk berkembang, karena jika tanpa Diskriminasi memberi keuntungan pada sektor industri tentunya.

Pertanyaan saya ajukan kepada Kementerian Kesehatan, Dr.dr. Maxi Rein, mengenai kesehatan masyarakat, salah satunya ada penyakit yang paling banyak mendapatkan stigma dan diskriminasi adalah Kusta dan HIV/AIDS, Karena sebenarnya banyak yang tidak paham tentang bagaimana bisa menular dan tidaknya. Bagi kita, kesehatan adalah pintu gerbang untuk menuju akses perekonomian atau kehidupan yang lebih baik, sejauh ini apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk hal ini mensosialisasikan hal ini dan apakah terbuka untuk melakukan partnership dengan lembaga lain agar mempercepat efeknya? Beliau sangat terbuka dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, bahkan saat diruang VVIP kami sempat membahas rencana kami kedepan untuk program kerja berikutnya lanjutan dari kegiatan ini. Penyakit menular yang ada di Indonesia adalah ATM (Aids, TB, Malaria) dan Kusta. Hal tersebut masih menjadi PR bersama, bahkan yang baru ini ramai diperbincangkan saat Menteri Bappenas mengetahui ada yang terjangkit kusta di wilayah bekasi.

Beralih ke Pak Dewo Broto, sebagai Direktur Hukum & Regulasi Kementerian PPN/Badan Perencanaan Nasional RI, saya bertanya mengenai apakah ada regulasi khusus untuk kelompok marginal untuk akses terhadap perekonomian agar kelompok marginal memiliki akses terhadap 12 dasar kehidupan manusia agar dapat dijangkau oleh setiap orang. Anyway, walaubagaimanapun ketika mereka bekerja mereka kan menyumbang GDP juga bagi Negara. Beliau berkata bahwa Bappenas memiliki kebijakan khusus terkait kelompok perempuan, ibu, anak, disabilitas, masyarakat adat, karena isu HAM adalah isu yang sangat main stream.

Sebagai perempuan yang hidup dengan HIV selama 14 tahun dan bekerja untuk perjuangan hak perempuan dengan HIV khususnya perlingungan kekerasan berbasis gender, sesungguhnya apa saja tantangan dan harapan dari Ibu Ayu Oktariani terhadap penguatan kerangka hukum di Indonesia? Beliau membuka dengan sangat bahagia dan bangganya menjadi mungkin satu-satunya pengidap HIV/AIDS yang masuk gedung DPR/MPR RI tanpa harus berdemo dan duduk di kursi paripurna sebagai narasumber dimana kursinya seperti games of thrones, hehehe sangat menghibur bagi semua peserta yang hadir. Beliau juga mengatakan bahwa hukum masih tidak adil terhadap beberapa kalangan, karena beliau merupakan bagian dari populasi kunci yang sering mendapatkan stigma dan masyarakat di Indonesia. Bayangkan, 14 tahun bukan waktu yang sebentar mengidap AIDS dan saat diawal justru yang ia pikirkan bagaimana caranya agar keluarganya, orang disekitarnya, dan semua masyarakat Indonesia tidak tertular oleh HIV/AIDS. Niatnya yang baik, namun akibat dari ketidaktahuan masyarakat sehingga stigma itu terus muncul, beliau berharap agar media massa juga dapat memberikan informasi yang sebenar-benarnya mengenai AIDS dan bagaimana tidak bisa menular dan bagaimana menularnya.

Saya beralih ke komisioner Komnas HAM, Anis Hidayah yang mengikuti melalui zoom karena berada di Kalimantan Barat, saya bahwa kita tahu bahwa kelompok marginal lah yang rentan kerap mendapatkan perlakuan diskriminasi, sejauh mana upaya Komnas HAM dalam penghapusan Diskriminasi dan seperti apa progressnya? Komnas HAM RI sesuai dengan mandat dalam UU no.39 tahun 1999 berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhan (to fulfill), perlindungan (to protect), dan penghormatan hak asasi manusia, termasuk konstitusional setiap warga negara. Biasanya komnas HAM akan menerima pengaduan, melakukan pemantauan dan penyelidikan, lalu menyusun rekomendasi.

Kepada narasumber yang luar biasa anugerah dari Allah tiba-tiba H-1 jam 19.00 saya dikontak untuk bersedia menjadi narasumber dan itu berarti tambahan. Saya bertanya kepadanya, apakah hukuman mati efektif untuk membuat jera? Karena menurut Genoveva Alicia, peneliti bidang hukum pidana dari Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), tidak ada data maupun studi yang pernah membuktikan keefektifan narasi efek jera tersebut dan tidak membantu juga pemulihan korban. Sebelum ia menjawab, Pak Nasir memuji saya karena sanggup berdiri sudah 2 jam hehehe, lalu beliau menanggapi soal diskriminasi yang masih marak di Indonesia, karena begitu banyak meme satire mengenai misalnya “orang miskin ga boleh sakit, karena rumah sakit ga mau melayani orang miskin, dan lain sebagainya” namun berbagai keadaan itu membuat hal tersebut menjadi PR bersama, dan yang saat ini hukuman mati tidak menjadi pidana pokok.

Penggap yang lain menanggapi dengan seru dan semangat hingga tak terasa kami dikejar oleh waktu. Bu Ema Umiyyatul Chusnah, anggota komisi IV DPR RI yang saya tanya mengenai akses pangan apakah sudah merata khususnya daerah terpencil dan bagaimana dengan bantuan pemerintah yang tentunya sangat terbatas, beliau menjelaskan banyaknya program yang dilakukan oleh komisi IV bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian KKP agar membantu menurunkan angka stunting sehingga memberi makanan bergizi pada ibu hamil dan anak-anak kecil. Bu Endang, selaku psikobudaya Universitas Indonesia mengatakan bahwa akar dari diskriminasi sebenarnya adalah ketidak tahuan, maka pendidikan menjadi penting, dan itu bukan hanya PR bagi Pemerintah tapi kita semua. Khanza Vinaa sebagai satu-satunya transpuan yang ada diruangan itu merasa bangga dan ia mengadvokasi bahwa kesulitan bagi teman-temannya adalah akses KTP, “bayangkan bapak ibu KTP” ia mengatakan, dan ia berkata bahwa kelompoknya bukanlah ingin minta dilegalkan untuk menikah namun hanya ingin diakui keberadaanya karena pemilihan gender. Dihari tanpa diskriminasi ia berharap bukan hanya hari ini, tapi hari seterusnya mulai berhenti menstigma dan diskriminasi siapapun. Dilanjutkan dengan penanggap yang lainnya kurang lebih sama menyoroti pendidikan adalah akarnya dari ketidak tahuan sehingga terjadi diskriminasi.

Wah rasanya tentu seru sekali sampai saya menuliskan hal ini masih terbayang kejadian demi kejadian di ruangan Paripurna Nusantara V tersebut, saya berdiri selama 2 jam lebih untuk memandu acara dari podium. Komentar lain adalah katanya saya terlihat sangat kecil berdiri dibalik podium tersebut dan langsung banyak pertanyaan berapa berat badan saya, OMG! HAHAHA LOL. Pertanyaan yang lain bagaimana rasanya berdiri lebih dari 2 jam? Saya berkata itulah untungnya sekolah ambil D3 Administrasi Perkantoran Sekretaris di UI, dosen saya dahulu protokoler istana dan beliau mengajarkan cara berdiri lebih dari 2 jam bahkan 4 jam untuk berdiri, dan terbukti saya tidak merasakan apapun, sangat menikmati moment tersebut.

Saya secara pribadi berterima kasih kepada seluruh yang terlibat dalam acara ini, bukan hanya Narasumber dan Penanggap serta mitra, tapi juga panitia dan crew yang bertugas. Team inti saya kami hanya ber-5 (Adjie, Samuel, Meda yang rela begadang dan kurang tidur, Mbak Fitri selaku wakil saya yang memback up semua hal kami berbagi, Yokki yang mampu menjadi show director dengan tenang), kepada para vendor dari berbagai pihak DPR/MPR, backdrop, keamanan DPR/MPR, pokonya semuanya! Kalian luar biasa.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: