Sepanjang yang aku tahu, aku bukanlah perempuan apalagi manusia sempurna. Aku tidak bisa membahagiakan semua orang, karena setau saya, tidak ada satupun yang bisa melakukannya. Yang bisa kita lakukan, adalah BIJAKSANA. Tulisan ini aku persembahkan bagi mereka yang sedang mencari jati diri, mencari mentor, dan ingin berubah menjadi lebih baik. Tentunya tulisan ini untuk diriku sendiri yang masih ingin selalu menjadi lebih baik setiap harinya.
Hey kamu, ya kamu yang membaca tulisan ini, siapapun kamu, usia berapapun kamu, ingatlah dewasa itu pilihan. Kamu tidak perlu menambah usia untuk menjadi dewasa. Kamu hanya harus menentukan keputusan apa yang kamu ambil untuk menjadi lebih dewasa. Hidup adalah soal persepsi, dan persepsi ditentukan dari dilantai berapa Anda berdiri saat ini. Jika Anda saat ini ada dilantai 1 maka yang terlihat begitu sedikit namun sangat dekat, ketika naik ke lantai 2 maka Anda akan melihat lebih banyak lagi, naik lagi, naik lagi, naik lagi, Anda bahkan bisa melihat gunung dan merasa lebih dekat ke langit karena begitu pesawat lewat Anda dapat merasakan dekatnya dengan Anda. Begitu pula dengan kehidupan. Untuk naik kelas, Anda perlu yang namanya ujian. Jika tidak siap dengan ujian maka jangan berharap Anda dapat naik kelas dan memiliki persepsi yang luas terhadap kehidupan.
Bayangkan jika kita memiliki persepsi yang luas, maka Anda bukan hanya melihat keindahan namun Anda dapat melihat DUNIA dari cara yang berbeda. Luar biasa, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang – orang yang memiliki persepsi luas.
Bagaimana caranya membuat persepsi kita luas? Pertama, Anda harus OPEN MIND. Open Mind berarti Menerima, Anda menerima pendapat dan pemikiran orang lain. Ingatlah bahwa didunia ini tidak ada sesuatu yang mutlak benar atau salah, semua kembali lagi soal persepsi dari sudut pandang mana Anda melihat, jadi yang terpenting adalah MENERIMA karena dengan menerima Anda mudah memaafkan, Anda tidak berprasangka, meskipun pendapat Anda berbeda namun cobalah menjalani hal-hal yang dilakukan orang yang menurut Anda berbeda pandangan, pasti Anda akan lebih mengerti atau memahami mengapa orang tersebut mengambil keputusan-keputusan tertentu dalam hidupnya. Itulah Anda mulai selangkah lebih bijaksana.
Jika Anda terus fokus pada pendapat dan perasaan Anda, maka Anda sudah pasti tersiksa dengan apa yang Anda rasakan. Fokuslah untuk merubah segalanya lebih baik dimulai dari diri sendiri. Pembersihan hati untuk dapat melihat segala sesuatunya dari sisi positif dan Anda bukanlah korban dari apa yang terjadi. Kita adalah peran utama dari sinetron yang dijalankan didunia ini, namun ingat bahwa masih banyak peran lain yang membuat kita menjadi peran utama yang sukses.
Kedua cara untuk memperluas persepsi adalah MENDENGAR, ya kamu… kamu cobalah untuk mulai MENDENGARKAN suara hati orang lain, termasuk yang tidak kamu kenal. Karena prasangka yang kamu miliki pada orang yang tidak kamu kenal akan menjadi boomerang bagi dirimu dikemudian hari, jika prasangka itu benar namanya ghibah jika salah namanya fitnah dan dari kedua hal tersebut tidak ada yang diridhoi oleh Allah SWT. Kamu hanya memberi pahala kepada orang yang kamu prasangkakan. Coba dekati, ajak bicara, dan beranilah mendengar. Mendengar adalah hal tersulit yang dilakukan oleh setiap orang, karena terkadang kamu terlalu takut mendengarkan Kebenaran.
Padahal, tahukah kamu bahwa orang yang harus kamu dekati adalah orang yang BERANI mengatakan kebenaran, karena sayang dan pedulinya tulus kepadamu, ia berani dibenci oleh kamu karena mengatakan kebenaran. Karena dibenci olehmu merupakan resiko besar untuk orang yang ia sayang. Orang yang berani mengatakan kebenaran adalah mereka yang sedang mempersiapkan kamu menjadi manusia kuat seutuhnya, karena untuk perang dimedan perang Anda harus tahu kekurangan dan kelebihan musuh termasuk peluang dan tantangannya, dan tahukah kamu siapa musuh terbesar kita? DIRI SENDIRI. Ya, ego kitalah yang sering membunuh masa depan kita. Tidak ada salahnya mendengarkan pendapat dan pemikiran orang lain tentang dirimu dan tentang pandangannya terhadap kehidupan. Semakin banyak kamu mendengar hal yang berbeda tentang sudut pandang kehidupan, maka akan semakin luas cara kamu berpikir.
Ketiga, milikilah jiwa EMPATI. Hal ini yang saya perhatikan mulai menghilang dari kehidupan kita, khususnya anak zaman sekarang. Saat seseorang mengambil suatu keputusan cobalah untuk berada diposisi orang tersebut dan jangan pernah menilai orang lain. Karena penilaian kita terhadap orang itu belum tentu benar, ditambah kita tidak mengalami apa yang mereka alami, oleh karena itu kembali lagi ke nomor pertama dan kedua “OPEN MIND & ACTIVE LISTENING”. Orang yang memiliki empati SUDAH PASTI ia memiliki inisiatif yang tinggi, memiliki sifat mau mendengar, open mind, dan kreatif oleh karenanya milikilah sifat empati. Jika kamu merasa belum memiliki sifat ini, latihlah, dimulai dari buka hati dan pikiranmu terhadap apa yang kamu takutkan.
Percayalah, apa yang kamu takutkan sesungguhnya hanya ada dipikiranmu saja. Tidak sungguh-sungguh terjadi. Saya sudah mengasuh anak remaja sejak usia 29 tahun memiliki anak abege meski bukan darah daging saya, mereka adalah staff dikantor, mereka adalah anak dari anaknya teman yang lebih nyaman cerita dengan saya, mereka adalah anak-anak asuh dari yayasan yang saya bina, anak-anak penerima beasiswa yang sering saya sapa, dan bagi saya mereka adalah anak sambung yang Tuhan memang titipkan untuk saya didik. Jadi, bagaimana dengan anak yang seharusnya menjadi anak saya? Sudah pasti saya melakukan yang lebih baik dari apa yang saya berikan pada mereka bukan? Tapi kembali lagi, itu soal persepsi. Semoga bagi kamu, kamu, dan kamu yang membaca ini lebih menyadari pentingnya ketiga hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena itu modal kita dipercaya dan memiliki karier yang bagus juga loh. Semoga bermanfaat ya, saya menulis ini semata-mata karena ibadah kepada Allah, karena saya percaya apa yang kita sampaikan pada orang lain kelak dipertanggung jawabkan di akhirat nanti, dunia adalah tempat sementara dan tak ada yang dibawa saat kita mati nanti kecuali keimanan kita.
Leave a Reply