Kolaborasi Petani Plasma Dengan Perusahaan Besar Swasta (PBS) untuk Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Berkelanjutan

Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Perkebunan dilaksanakan dengan mekanisme yang telah ditentukan dalam beberapa peraturan. Mekanisme ini dilakukan dalam empat fase, yaitu 1. Tahap persiapan yang meliputi persiapan proyek; 2. Tahap pembangunan fisik, baik kebun maupun pemukiman serta berbagai prasarana dan kemudahan yang diperlukan; 3. Konversi, yaitu tahap pengalihan pemilikan kebun plasma dan beban kredit kepada petani peserta terpilih; 4. Pasca konversi, yaitu tahap pengembangan yang meliputi masa pelunasan kredit, pembinaan petani dan usaha tani menuju terbentuknya petani yang mandiri.

Konversi bukanlah tujuan akhir pengembangan perkebunan melalui Pola PIR, tetapi merupakan tolak ukur awal keberhasilan Pola PIR Perkebunan. Tahap konversi dianggap berhasil, apabila telah memenuhi standar minimal yang ditetapkan diantaranya status formal peserta yang dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II; tersedianya kebun plasma yang sudah memenuhi kriteria siap digarap petani; terlaksananya sertifikasi lahan pokok dan lahan pekarangan; dan adanya egilibitas bank teknis.

Pola perusahaan inti Perkebunan Kelapa Sawit adalah dilakukan dengan mekanisme tertentu yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan perjanjian kerjasama. Hal ini dimaksudkan agar maksud dan tujuan utama dalam penerapan Pola PIR Perkebunan Kelapa Sawit bisa tercapai sebagaimana mestinya, yaitu menciptakan yang saling menguntungkan, berkelanjutan, dan hubungan berkelanjutan antara perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Selain itu, pembicaraan mengenai bagaimana meningkatkan nilai kehidupan partisipasi petani sawit dan keluarganya dengan meningkatkan produksi dan pendapatan dari perkebunan dan untuk melestarikan sumber daya alam. Meskipun Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Perkebunan telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan perjanjian kerjasama, dalam praktiknya masih ditemukan masalah. Terutama terkait dengan mekanisme hak atas tanah, bantuan kredit untuk petani, perpanjangan untuk peserta petani, dan penjualan buah sawit peserta petani rakyat.

Menurut Data BPS Kalteng (https://kalteng.bps.go.id) memberikan informasi terjadinya penurunan yang signifikan (volume dan luas) dari beberapa komoditas perkebunan, misalnya kopi, kelapa dan lada. Sedangkan komoditas kakao dan kelapa sawit mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2013 ke 2018.

Perkembangan produkai dan luas beberapa komoditi perkebunan di Provinsi Kalimantan Tengah, tahun 2013 dan Tahun 2018 (sumber diolah dari BPS Kalimantan Tengah 2018)

Dari tabel tersebut juga kita bisa melihat bahwa hanya dari satu (1) provinsi di Indonesia yaitu Kalimantan Tengah bahwa Kelapa Sawit memiliki lahan terluas yaitu sebesar 1.516.842 hektar pada tahun 2018 namun hasil produksinya lebih besar dari luas lahannya. Luas lahan kelapa sawit di Kalimantan Tengah merupakan provinsi urutan ke-empat (4) di Indonesia dengan sebelumnya di urutan pertama ada Riau (2,74 juta ha), Sumatera Utara (1,74 juta ha), Kalimantan Barat (1,53 juta ha).

Beberapa contoh perusahaan yang bermitra dengan petani plasma yaitu Astra Agro dan Asian Agri. Sejak 2018 Astra Argo berkolaborasi dengan 77.860 perkebunan inti rakyat yang tergabung dalam 2.736 kelompok tani. Program CSR dari Astra Agro adalah Income Generating Activity (IGA) yang berbasis sawit dan non sawit. Astra Agro melakukan pendampingan di 150 desa, 27 kabupaten, 8 provinsi. Program sektor non sawitnya seperti budidaya ikan, pengolahan ikan asap, ekowisata gajah, peternakan ayam, konsep wirausaha yang terintegrasi dengan Masyarakat Peduli Api, jaringan pendidikan, kesehatan dan lingkungan di sekitar wilayah perkebunan.

Sementara Asian Agri bermitra dengan 30.000 petani plasma dengan total luas lahan 60.000 ha. Asian Agri berkontribusi untuk meningkatkan standard hidup petani plasma yang dapat berdampak pada pendapatan para petani. Dalam kemitraan dengan petani plasma, Asian Agri melatih petani plasma mengelola perkebunan kelapa sawit mereka dengan cara berkelanjutan dan produktif. Asian Agri juga membantu mendapatkan pinjaman dari bank untuk memulai perkebunan baru dan membantu untuk dapat membayar pinjamannya. Asian Agri juga menyediakan bibit topaz milik perusahaannya bagi petani mitranya dimana bibit topaz memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Asian Agri juga membentu petani mendapatkan penghasilan alternatif saat menghadapi masa replanting, membantu mendapatkan RSPO, serta memiliki program yang bernama Komitmen Satu Banding Satu (1:1). Dalam komitmen ini perusahaan bertujuan untuk menyamakan total lahan perusahaan dengan total lahan yang dimiliki oleh mitra petani dan ditargetkan tercapai di tahun 2018. Dan dikutip dari wesite Asian Agri pada tanggal 13 Februari 2019 Komitmen Asian Agri untuk menjalin kemitraan dengan para petani Indonesia melalui Komitmen Kemitraan Satu Banding Satu (One to One) telah berhasil tercapai.

Asian Agri telah berhasil menjalin kemitraan dengan petani yang mengelola lahan perkebunan kelapa sawit dengan luasan yang sama dengan luasan lahan milik perusahaan yaitu 100.000 hektar.

Komitmen Kemitraan One to One mewujudkan pengelolaan 1 hektar lahan petani sebanding dengan 1 hektar lahan inti Asian Agri, yang terdiri dari 60.000 hektar kebun petani plasma dan 40.000 hektar kebun petani swadaya. Komitmen yang resmi dinyatakan pada pertengahan 2017 lalu berhasil terpenuhi di akhir tahun 2018 dengan penambahan jumlah lahan petani swadaya menjadi seluas 41.000 hektar, melebihi target awal yaitu 40.000 hektar.

Perkebunan Kelapa Sawit dapat tercapai sebagaimana mestinya, yaitu menciptakan hubungan kemitrasejajaran yang saling menguntungkan, utuh, dan berkesinambungan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat. Disamping itu, untuk mengangkat harkat hidup petani peserta dan keluarganya dengan cara meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani serta untuk menjaga kelestarian sumber daya alam.

13 April 2020

Hormat saya,

 

Ayuningtyas Widari Ramdhaniar

Open Governement Partnership ReThinkbyAWR

https://www.wartaekonomi.co.id/read281005/mendorong-kolaborasi-petani-plasma-sawit-dengan-perusahaan-swasta-raksasa

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑

%d bloggers like this: