Terlalu banyak orang yang “menjilat bumi” hingga apa yang kelihatannya penting menjadi absurb dikemudian hari.
Malcom Muggeridge menulis “Kesaksian Abad Kedua Puluh”:
Ketika saat ini aku memandang kembali kehidupanku yang lalu, seperti yang kadang aku lakukan, maka yang paling mengesankanku adalah apa yang waktu itu kelihatannya paling penting dan menggairahkan, sekarang kelihatannya paling sia-sia dan absurb. Sebagai contoh, keberhasilan pada semua samaran yang beragam; menjadi terkenal dan dipuji; kesenangan pura-pura, seperti memperoleh uang atau merayu wanita, atau perjalanan atau pulang pergi dan naik-turun muka bumi seperti hantu, menjelaskan dan mengalami apa saja yang ditawari dunia.
Dalam renungan kembali, semua kegiatan pemuasan diri ini tampak sebagai fantasi murni, apa yang oleh Pascal disebut, “menjilat bumi”
Dari tulisan diatas, saya pun sudah suka berpikir demikian, memposisikan diri saya jika sudah 20 tahun 40 tahun kedepan dimana memang sebenarnya apa sih yang kita cari, apa yang kita butuhkan, siapa yang mampu memenuhi semua itu?
Lalu saya mengambil kesimpulan dan keputusan, hidup yang saya jalani harus merupakan KEHIDUPAN YANG SESUNGGUUHNYA dimana apa yang saya lakukan berdasarkan CINTA, artinya niat baik dan berbuat baik juga di track yang benar… jika saya bisa membuat orang lain bahagia sudah pasti aku akan mendapatkan kebahagiaan juga, hidup ini harus berdasarkan kebahagiaan karena semua hal suka dengan kebahagiaan, baik manusia maupun rezeki.
Jika hal tersebut tidak membuat saya bahagia maka itu yang harus saya tinggalkan. Bahagia yang sesungguhnya adalah BAHAGIA DENGAN DAMAI… dimana hati kita merasa tenang… prinsip itu yang selalu saya tanamkan. toh kita meninggalkan dunia ini sendiri beserta pertanggung jawabannya, kita lahir juga sendiri tidak membawa apa-apa (walaupun saya kembar, hehehe…)
Bagi saya, kedudukan yang dunia tawarkan kepada saya adalah bonus dari proses dan hasil yang sudah saya lakukan sepanjang perjalanan saya, dan seperti kita main games, bonus tersebut didapat dari tempat yang tidak terduga. Jika seseorang mengincar jabatan atau berorientasi pada jabatan tertentu walaupun niat nya baik namun apa yang dilakukannya (caranya) tidak baik maka niat baik tersebut menjadi absurb. maka patut dipertanyakan bagaimana kepemimpinannya kelak. Saya hanya berfokus pada niat baik dan hal baik yang saya mampu lakukan bagi bangsa ini. Dimulai dari hal sekecil mungkin dan sedini mungkin.
Happy Weekend….
#Tyastar shining you always
Leave a Reply