BAGAIMANA SIH CARA biar tahu kalau kamu punya hubungan yang beracun atau gak? Gampang saja, perhatikan bagaimana perasaan kamu apakah happy atau gak? Toxic relationship itu bisa jadi kamu mendapat kekerasan fisik, depresi, sedih, cemas, atau marah. Gak cuma kadang-kadang, tapi sering.
Banyak juga orang yang gak sadar kalau mereka ternyata menjalani toxic relationship atau abusive relationship. Kasar (abusive) gak cuma main fisik lho. Kalau pasangan sudah menghina, merendahkan, dan mempermalukan, sampai kamu merasa kecil dan sulit untuk dicintai, itu termasuk emotionally abusive. Dan itu gak sehat.
Cemburu berlebihan, mengancam untuk bunuh diri kalau diputusin, control freak, melarang kamu mencapai mimpi dan cita-cita, juga termasuk tanda hubungan beracun. Kalau dia memperlakukanmu dengan buruk, maka ada yang gak beres dengan dirinya. Karena orang normal tuh gak seenaknya menghancurkan orang lain, apalagi pasangan yang katanya dia cintai. Gini deh, orang yang ingin melihat kamu menderita demi kepuasannya itu bahkan dari awal seharusnya gak pernah masuk dalam hidupmu.
Ada banyak alasan kenapa seseorang mau bertahan meski jelas hubungan yang dijalani gak bikin bahagia atau bahkan merusak. Bisa jadi karena takut hidup sendiri atau menjadi single lagi, masalah finansial, males untuk mengenal orang baru dan membangun hubungan dari awal lagi, atau masalah yang lebih rumit dari itu. Sedih sih tapi nyata, gak sedikit orang memilih sakit ketimbang memulai babak baru.
Memutuskan untuk sementara sendiri itu memang perlu keberanian. Tapi percaya deh, single itu lebih baik daripada berada dalam hubungan beracun. Malahan nih, dengan menjadi single berarti kamu bisa membuka jalan untuk orang lain yang benar-benar akan mencintai dan menghargaimu. Seperti untuk menghidupkan kembali kamar yang kusam, lembab dan gelap, kamu perlu membuka jendela dan pintu biar udara segar dan cahaya matahari masuk.
Sayang bangetlah kalau hidup kamu habiskan dengan menderita sampai kamu mati.
Gak perlu takut untuk jatuh cinta lagi karena dari awal cinta memang gak pernah melukaimu. Orang yang kamu cintailah yang melakukannya. Tapi ingat, gak semua orang itu bajingan, sama seperti gak semua jeruk itu rasanya asam. Kamu cuma perlu pilih-pilih saja.
Toxic relationship itu kayak hidup satu kamar dengan ular berbisa. Kamu akan selalu merasa terancam sampai akhirnya kamu keluarkan ular itu, atau kamunya sendiri yang keluar dari kamar. Dibutuhkan keberanian buat menyelamatkan diri, tapi setelah berhasil kamu akan berterima kasih kepada dirimu sendiri. Ingat kata-kata saya barusan.
Gak apa-apa kok menjauh dari orang yang menjatuhkanmu, menjauh dari pertengkaran yang gak selesai- selesai, menjauh dari orang yang gak pernah menganggapmu berharga. Menjauh bukan berarti kamu pengecut atau menjadikanmu buruk. Bukan juga karena kamu marah atau dendam dengan mereka, tapi karena kamu peduli dengan dirimu, dengan kesehatan mentalmu. Karena pada dasarnya, you are the priority.
Gak ada yang mau hidupnya menderita. Tapi kalau kejadian, kamu selalu punya pilihan untuk keluar dari situasi itu, and it’s all up to you. No one will do that for you.
SADAR
KITA LAHIR SENDIRI , mati sendiri, hidup pun dijalani sendiri. Pastikan semua keputusan atau pilihan dalam hidup berasal dan atas seizin diri sendiri. Sadar atau conscious itu sangat penting dalam mengambil keputusan, yang ujungnya menentukan akan seperti apa hidup kita nanti. Masa lalu, masa kini dan masa depan itu saling berkaitan. Dan pilihan menjadi elemen penting yang menjadi lemnya.
Masa kini adalah hasil dari perbuatan dan pilihan-pilihan kita di masa lalu, dan masa depan ditentukan oleh perbuatan dan pilihan-pilihan kita di masa kini.
Mau hidup sendiri atau dengan pasangan, pada dasarnya hidupmu adalah milikmu sendiri. Cuma kamu kok yang bisa merasakan bahagia atau gaknya menjalani hidup. Bahkan kita gak pernah bisa berbagi perasaan dengan pacar atau suami/istri. Itu faktanya. Karena masing-masing individu punya hati dan perasaan masing-masing. Gak ada lho orang yang mampu menggantikan seseorang untuk merasakan sesuatu.
Hidup seorang manusia menjadi tanggung jawab manusianya itu sendiri. Kualitas hidupnya pun ditentukan oleh kualitas usahanya. Jadi kalau ada orang yang merasa hidupnya terpuruk, orang pertama yang perlu dia minta pertanggungjawaban adalah dirinya sendiri. Seberapa besar dan kuat usahanya untuk memperbaiki hidupnya buat menjadi lebih baik?
Sedih terjadi di dalam diri kamu. Bahagia terjadi di dalam diri kamu. Semua itu gak pernah terjadi di luar diri kamu. Apa yang terjadi di dalam diri (emosi, pikiran, dsb.) sepenuhnya ditentukan oleh kamu. Apa yang terjadi di sekitar kamu gak akan pernah 100% ditentukan oleh kamu.
OK, katakan kamu berpikir hidup kamu sekarang susah karena perbuatan orang lain. Kamu menjalani hidup yang bukan kemauan sendiri. Pertama, dengan membiarkan orang lain memilih untuk kamu, itu saja sudah menjadi pilihan. Kedua, itu gak otomatis membenarkan kamu untuk terus hidup susah. Kamu masih punya pilihan buat move on dan memperbaiki hidup.
Ketika sesuatu melukai kamu, hanya ada dua pilihan yang bisa kamu ambil. Apakah kamu memilih untuk terluka? Atau kamu memilih untuk menjadi bijaksana?
Kalau mau diurutkan ke belakang, kita bisa berakhir seperti hari ini karena keputusan dan pilihan di masa lalu. Itulah kenapa penting untuk selalu sadar dan bijak dalam mengambil keputusan dan pilihan. Raise your consciousness.
Kutipan dari: “Muda Bahagia No Drama” oleh Jelita Sopani.
Leave a Reply