“Sesuatu yang amat pribadi (biasanya) juga sangat umum” kutipan ini saya ambil dari buku The 8th Habbit karya Stephen R. Covey halaman 4. Saya sangat setuju dengan kalimat tersebut, karena setiap permasalahan pribadi tiap-tiap orang akan menjadi masalah yang sama juga bagi orang lain. Yang mengalami hal tersebut pasti tidak dapat dihitung dengan 10 jari saja.
Saya sangat prihatin dengan keadaan yang membuat lingkungan tertentu “dipaksa untuk tidak maju” oleh sistem tentunya, oleh kebiasaan-kebiasaan yang membuat pola pikir masyarakat menjadi melakukan segala sesuatu tanpa bertanya “mengapa saya harus melakukan hal ini/hal itu?”. Hal tersebut sungguh sangat menghawatirkan saya sebagai generasi muda penerus bangsa.
Mengapa jargon-jargon terhadap perubahan di setiap daerah bahkan negara ini terus menerus diteriakan tapi action terhadap perubahan itu sendiri tidak dilakukan sama sekali??? Saya tidak akan berbicara mengenai kebijakan-kebijakan yang sifatnya spesifik dan terlalu sensitif. Saya hanya ingin bicara tentang POLA PIKIR. Karena menurut saya Pola pikir adalah basic dari segalanya. Ia adalah akar yang akan membuat fondasi-fondasi ada sehingga dapat menjadi sebuah bangunan yang kokoh bahkan indah juga bermanfaat.
Bayangkan saja jika ada bangunan yang indah tapi tidah bermanfaat bahkan hanya dalam waktu beberapa tahun bangunan tersebut hancur karena dasar bangunannya tidak sanggup menopang fondasi-fondasinya. Oleh karena ini jika ingin merubah apapun itu bentuknya dimulailah dari mengubah pola pikir dahulu. Ubah cara pandang menjadi lebih maju dan global, siapkan kepala untuk selalu menerima hal baru, karena hal baru adalah hal yang bersifat kreatif, jika tidak mempersiapkan untuk menerima hal baru maka bersiaplah untuk dijadikan ketinggalan zaman oleh waktu dan menjadi barang bekas yang tak terpakai, apakah Anda mau? Percuma donk sekolah tinggi-tinggi lalu hanya karena takut oleh perubahan lalu menjadi barang bekas gak berguna.
Saya sedang mempunyai kampung halaman yang sangat saya cintai tempat saya dilahirkan dan disitu pula ari-ari saya ditanam (walaupun rumahnya sudah dijual). Oktober 2012 seketika tiba-tiba saja saya ada keinginan kesana membawa mobil sendiri dan sejak saat itu seolah ada yang menarik saya untuk kembali lagi dan kembali lagi, lalu saya berkeinginan memajukan kampung saya, saya ingin mempunyai peranan di kampung halaman saya. Jika bukan saya siapa lagi? (dimulai dari diri sendiri)
Jika kita ingin mengubah sesuatu dan ingin berperan maka kita harus masuk dalam sistem tersebut. Lalu saya membuka perusahaan (CV) artinya saya mulai masuk dalam sistem bisnis disana, mau tau juga bagaimana sih cari duit disana. Lalu karena saya juga kader salah satu parpol saya juga sesekali main ke DPD di kampung saya untuk sekedar berkenalan dan setor muka, lalu saya juga senang berorganisasi dan kembali ke niat awal saya ingin memajukan kampung halaman lalu saya mulai dari Karang Taruna, sebuah organisasi yang mungkin orang sering menganggap sepele. Tapi bukan itu persoalannya, saya ingin menghidupkan anak muda bahkan masyarakat, lalu saya curahkan ide, tenaga, bahkan uang pribadi untuk membuat kegiatan besar pertama, walaupun harus menggunakan organisasi dan tanpa nama saya, tapi saya rasa boleh lah untuk permulaan.
Dari beberapa hal yang saya sebutkan diatas, otomatis saya mulai mengenal watak manusia-manusia penghuni kampung halaman saya tersebut, dan woooow saya banyak terkejut karena, well…. saya prihatin, sangat prihatin, karena mereka tidak ada yang membantu untuk merubah pola pikirnya menjadi maju. 15 tahun reformasi tapi belum ada perubahan dari pola berfikir masyarakat di kampung halaman saya tercinta. Bagaimana mungkin suatu daerah bisa maju jika pola pikir masyarakatnya tidak dibantu untuk berpikir kritis, berani, berkembang, terbuka menerima hal-hal baru, terbiasa dengan perubahan????? Menurut saya perubahan itu bukan hanya dari infrastruktur, bangun gedung-gedung, jalan sana sini, pembangunan ini-itu, dan lain sebagainya yang bersifat infrastruktur. Infrastruktur sangat penting tapi SAMA SANGAT PENTINGNYA dengan MINDSET atau pola pikir yang akan berpengaruh pada SDM (Sumber Daya Manusia) nya.
Kita perlu kaderisasi untuk memajukan suatu daerah, kita tidak bisa bekerja atau berkarya hanya dengan orang yang itu-itu saja jika di dalamnya tidak ada orang yang bisa influence lingkungannya untuk menjadi kreatif dan produktif. Orang-orang dipemerintahan saya rasa juga sudah harus merekrut orang yang punya jiwa perubahan, kreatif, dan sense of belonging yang besar terhadap daerah tersebut. Kenapa butuh sense of belongin juga??? Karena tanpa sense of belonging, orang-orang itu hanya akan bicara ANGKA alias UUD (ujung-ujungnya duit). Mereka tidak harus sesama PNS kok, bisa saja orang lain yang dikontrak per tahun untuk menjalankan program-program (itu untuk PNS). Untuk stakeholders lain adalah masyarakat itu sendiri, yaitu organisasi. Jika organisasi juga masih belum bertemu match nya untuk bisa berpikiran maju ya sudah jalan aja sendiri, kenapa musti setengah-setengah kalo mau action? Hehehehe…
Intinya, apapun yang ingin kita lakukan selama itu dampaknya positive tetap lakukan, skalipun dari 10 orang hanya 2 orang yang support, tapi selama kita maju terus dengan pemikiran kita benar maka Tuhan akan terus meng-Guide kita ke titik tersebut.
Jangan bicara “sudah budaya disini begini” hellooow guys, inget siapa pelaksana budaya-budaya itu? Ya manusia kan… kita-kita ini makhluk hidupnya yang bernama manusia yang membuat apa-apa bisa jadi, ya jadi budaya, ya jadi aturan, ya jadi apapun lah… Trus, kalo hal-hal jelek masih dipertahankan kapan mau majunya? Menurut saya, jika penggerak pertamanya sudah mau bergerak saya yakin yang lain akan mengikuti.
Cinta terhadap suatu daerah harus cinta juga donk terhadap masyarakat itu sendiri. Apa mau semua penduduknya kalau selesai lulus sekolah cita-citanya pindah ke kota besar dan gak akan kembali ke kampungnya karena di kampungnya gak maju-maju? Lalu dimana letak persamaan pembangunannya? Ingat yang tadi saya bilang, bahwa pembangunan yang lebih baik bukan hanya sekedar infrastruktur tapi sumber daya manusianya yang sama pentingnya. Jadi saya tidak bicara mana yang lebih penting, tapi sekedar mengingatkan bahwa sumber daya manusia SAMA PENTINGNYA dengan infrastruktur.
Shining you always,
Ayuningtyas Widari R.
Dare to dream and try my best to make them all come true !!!
Leave a Reply